Kaltimnyapa.com, Sangatta – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3A) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus berupaya mengembangkan program pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan kewirausahaan untuk perempuan.
Namun, hingga saat ini, pelatihan tersebut baru dapat dilaksanakan di 8 kecamatan di wilayah Kutim.
Kepala DP3A Kutim, Idham Cholid, mengungkapkan bahwa pelatihan kewirausahaan ini dilakukan dengan bekerja sama dengan camat setempat, yang bertugas mengidentifikasi kelompok ibu-ibu yang membutuhkan pelatihan.
“Pelatihan kewirausahaan ini baru kami lakukan di tingkat kecamatan, dengan fokus pada 8 kecamatan yang kami anggap prioritas. Kami bekerja sama dengan camat untuk mengidentifikasi ibu-ibu yang membutuhkan pelatihan kewirausahaan, kemudian memberikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujar Idham.
Pelatihan ini mencakup berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk memulai atau mengembangkan usaha, seperti pembuatan produk, pengemasan, dan pemasaran.
Namun, Idham mengakui bahwa keterbatasan anggaran menjadi salah satu tantangan besar dalam memperluas jangkauan program ini ke seluruh wilayah Kutim.
“Kami menghadapi keterbatasan anggaran, sehingga kami harus selektif dalam memilih kelompok yang paling membutuhkan pelatihan,” tambahnya. DP3A Kutim harus melakukan pemilihan prioritas berdasarkan kondisi ekonomi dan sosial ibu-ibu yang menjadi peserta pelatihan.
Meskipun demikian, DP3A Kutim berkomitmen untuk terus mengembangkan program ini dan memperluas cakupannya.
Ke depannya, mereka berharap bisa menjangkau lebih banyak kecamatan, agar lebih banyak ibu-ibu di Kutim yang bisa mendapatkan manfaat dari pelatihan kewirausahaan ini.
Pelatihan ini diharapkan tidak hanya membantu perempuan untuk mandiri secara ekonomi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup mereka dan keluarga.
Dengan adanya pelatihan kewirausahaan yang lebih merata, DP3A Kutim berharap dapat memberdayakan perempuan di seluruh wilayah Kutim untuk menjadi lebih mandiri secara ekonomi dan berperan aktif dalam pembangunan ekonomi daerah.
“Kami terus berupaya agar program ini bisa lebih luas lagi, dan memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat, terutama perempuan di Kutim,” tutup Idham.
