Kaltimnyapa.com, Kutai Kartanegara – Paradigma gelar Diskusi Publik dengan tema Mengulas Potensi Kepemimpinan Kabupaten Kutai Kartanegara , menghadirkan narasumber beberapa tokoh masyarakat dan tokoh pemuda, di Mooara Coffee Muara Badak, 10 Agustus 2024.
Mitra Setiawan selaku Founder Paradigma Menjelaskan kegiatan ini merupakan momentum untuk menguatkan tali silaturahmi berbagai tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan lembaga organisasi untuk membangun gagasan kemajuan daerah.
Melihat kondisi dan situasi hari ini bahwa muara badak merupakan kecamatan terkaya di kabupaten Kutai Kartanegara dan penyumbang terbesar di antara kecamatan lainnya, ada 3 industri besar yang ada di kecamatan muara badak, Migas , Pertanian dan Pertambangan. 3 industri ini sudah sangat jelas bisa meningkatkan perekonomian di kecamatan muara badak. Namun secara pembangunan tidak mencerminkan bahwa muara badak sebagai kecamatan yang kaya.
Diskusi Publik ini hadir untuk memberikan edukasi serta membuka cakrawala pengetahuan masyarakat agar melahirkan ide dan gagasan baru untuk kemajuan muara badak khususnya dan kabupaten Kutai Kartanegara pada umumnya. Tentu hal ini sangat bersangkut paut pada sosok pemimpin yang visioner.
Dalam diskusi publik ini pula menghadirkan narasumber yang berkompeten di masing-masing bidangnya, diantaranya, H. M. Hidayat.SP Anggota DPRD Terpilih Dapil 3 Kukar, Sadaruddin Ketua P-APDESI Kecamatan Muara Badak, Pengamat Otonomi Daerah dan Lingkungan Hidup, Ir . H.Darwis, Sekretaris KNPI Kecamatan Muara Badak, Abdillah.ST, Ketua LPK Sektor Kaltim dan Sulawesi, H.A.Malik, dan HIPMI Kaltim Daniel Abadi Sihotang, ST,M.Ling.
Saat Penyampaian materi dari narasumber, semua berkomitmen untuk terus membangun gagasan kemajuan untuk daerah dan menjelaskan beberapa problematika yang terjadi serta solusi untuk mengatasi permasalah-permasalahan yang ada di daerah.
Kemudian ada yang menarik dari diskusi publik ini , beberapa narasumber menegaskan bahwa kecamatan muara badak sudah layak untuk di mekarkan, memang ada beberapa syarat yang perlu di tuntaskan, dan masyarakat muara badak berantusias untuk menyelesaikan dan menuntaskan syarat itu. Akan tetapi itu semua tidak terlepas oleh pemimpin yang visioner untuk sungguh-sungguh membangun daerah dari desa hingga kecamatan, maka sangat di harapkan pemimpin yang berkomitmen dalam persoalan ini.
Lanjut terkait permasalahan yang terjadi di kecamatan muara badak khususnya, yaitu masalah pendidikan yang tak pernah tuntas dari segi fasilitas dan infrastruktur yang belum memadai, dan lebih parahnya lagi masalah wilayah hukum muara badak yaitu Polsek muara badak yang mengikuti Polres Kota Bontang, sedangkan untuk wilayah administrasi berada di kota Tenggarong, hal ini sangat membuat masyarakat sipil menjadi bingung dan mempertanyakan persoalan ini.
Dengan demikian segala sesuatu bentuk permasalahan yang tengah di hadapi mengharapkan pemimpin yang berintegritas, visioner dan berkomitmen menjadi problem solving untuk masyarakat agar masyarakat mendapatkan kenyamanan secara menyeluruh bukan hanya untuk kelompok tertentu.
Terakhir Mitra Menegaskan bahwa semua itu juga membutuhkan simpul persatuan yang kuat, guna membangun muara badak dan Kutai Kartanegara yang lebih maju, sebab kita tidak akan bisa menciptakan kemajuan jika tidak ada yang namanya persatuan.