Banner Kominfo Kutim

Harapan dan Tantangan dalam Pelestarian Musik Tradisional di Kutim

Kaltimnyapa.com, Sangatta – Meskipun memiliki rencana besar untuk melestarikan dan mempromosikan musik tradisional, Dinas Pariwisata Kutai Timur (Dispar Kutim) menghadapi sejumlah tantangan, terutama dalam mencari generasi muda yang mampu memainkan alat musik tradisional seperti gambus dan sape.

Menurut A. Rifanie, Kepala Bidang Ekonomi dan Kreatif Dispar Kutim, salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan jumlah pemain yang terampil dalam memainkan alat musik tersebut.

“Tantangan utama yang kami hadapi adalah mencari orang yang benar-benar mampu memainkan alat musik tradisional seperti gambus dan sape. Kami menargetkan untuk memiliki 100 pemain gambus dan 100 pemain sape, namun ini menjadi salah satu kendala utama dalam mempersiapkan pertunjukan yang lebih besar,” ungkap A. Rifanie.

Menurut Rifanie, keterbatasan jumlah pemain yang terampil dalam kedua alat musik ini menghambat upaya Dispar Kutim dalam menyelenggarakan pertunjukan besar dan festival musik tradisional yang melibatkan banyak peserta.

Meskipun demikian, mereka tetap optimis dan berusaha untuk melibatkan generasi muda lebih banyak lagi dalam pelatihan dan pembelajaran musik tradisional.

Untuk mengatasi hal ini, Dispar Kutim telah merancang berbagai program pelatihan dan kursus bagi masyarakat, terutama anak muda, untuk mengenal dan mempelajari cara memainkan gambus dan sape.

Program pelatihan ini diharapkan dapat mencetak lebih banyak pemain berbakat yang siap berpartisipasi dalam kegiatan seni dan budaya lokal.

Selain itu, Rifanie juga berharap dengan adanya festival musik tradisional yang direncanakan setiap tahun, dapat menjadi daya tarik bagi generasi muda untuk lebih tertarik pada musik tradisional.

“Dengan adanya festival tahunan dan program pelatihan ini, kami berharap bisa menciptakan lebih banyak pemain musik tradisional yang handal, sehingga kelestarian budaya ini bisa terus terjaga dan berkembang,” tambah Rifanie.

Tantangan ini, meskipun berat, tidak mengurangi semangat Dispar Kutim untuk terus berupaya dalam menjaga dan melestarikan musik tradisional sebagai bagian dari identitas budaya Kutai Timur yang kaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *