Kaltimnyapa.com, Samarinda – Terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi, mencapai 5,18% pada tahun 2023, dibandingkan 4,80% pada tahun sebelumnya. Jumlah pengangguran ini melonjak dari 673.485 pada Agustus 2022 menjadi 787.973 pada Agustus 2023, dan terus meningkat hingga menyentuh angka 871.860 pada Februari 2024. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah sistem pendidikan tinggi kita sudah siap menghadapi tantangan dunia kerja yang dinamis?
Tridarma Perguruan Tinggi, yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, harus diorientasikan ulang untuk menghadapi tantangan ini. Salah satu cara efektif untuk mengatasi tingginya tingkat pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi adalah dengan mendorong terciptanya wirausaha-wirausaha baru dari sektor pendidikan tinggi. Perguruan tinggi harus menjadi inkubator bagi lahirnya pengusaha muda yang mampu menciptakan lapangan kerja, bukan hanya pencari kerja.
Mengapa Pengusaha?
Pengusaha memiliki peran strategis dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, mencetak pengusaha dari lulusan perguruan tinggi dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi pengangguran. Sistem pendidikan tinggi saat ini terlalu fokus pada pencapaian akademis dan penguasaan teori, sementara keterampilan kewirausahaan masih kurang diperhatikan. Padahal, lulusan yang memiliki keterampilan wirausaha tidak hanya akan lebih mandiri, tetapi juga berpotensi besar untuk menjadi agen perubahan di masyarakat.
Integrasi Kewirausahaan dalam Kurikulum
Untuk mencapai tujuan ini, integrasi kewirausahaan dalam kurikulum pendidikan tinggi harus menjadi prioritas. Mahasiswa perlu diberi pemahaman yang mendalam tentang dunia bisnis, termasuk manajemen risiko, pengembangan produk, pemasaran, hingga pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung usaha mereka. Lebih dari itu, perguruan tinggi perlu menyediakan fasilitas seperti inkubator bisnis dan program mentoring yang dapat membantu mahasiswa mengembangkan ide-ide inovatif menjadi bisnis nyata.
Peran Tridarma Perguruan Tinggi
Pengembangan kewirausahaan ini sejalan dengan Tridarma Perguruan Tinggi. Dalam aspek pendidikan, kampus harus menanamkan mindset wirausaha dan memberikan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan pasar. Pada ranah penelitian, perguruan tinggi dapat mengembangkan riset-riset terapan yang dapat diimplementasikan dalam dunia usaha. Sedangkan dalam pengabdian kepada masyarakat, lulusan yang menjadi pengusaha dapat memberikan kontribusi nyata dalam menciptakan lapangan kerja baru, sehingga turut berperan dalam pembangunan sosial-ekonomi masyarakat.
Kontribusi Perguruan Tinggi untuk Pengentasan Pengangguran
Dengan mengintegrasikan kewirausahaan dalam Tridarma Perguruan Tinggi, kita dapat menciptakan lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap menciptakan pekerjaan. Ini akan berdampak langsung pada penurunan angka pengangguran dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif. Pemerintah dan institusi pendidikan perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa pendidikan tinggi kita mampu mencetak pengusaha-pengusaha handal yang dapat berkontribusi pada pengentasan pengangguran.
Dalam menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian, perguruan tinggi harus lebih adaptif dan proaktif dalam menyiapkan mahasiswanya. Menciptakan pengusaha dari sektor pendidikan tinggi bukan hanya solusi untuk mengatasi pengangguran, tetapi juga bagian dari tanggung jawab perguruan tinggi dalam menciptakan perubahan sosial yang positif dan dalam hal ini diperlukan kebijakan serta dukungan dari pemerintah untuk langkah kongkrit.
Penulis : Mohamad Abdul Majid | Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur | Direktur Utama PT Surya Wiratama konveksi