Daerah  

Perempuan sebagai Tonggak Peradaban dalam Pembangunan Ibu Kota Nusantara

Kaltimnyapa.com, Samarinda – Dalam rangka menyambut pembangunan Ibu Kota Nusantara, peran perempuan sebagai tonggak peradaban kembali disorot. Perempuan tidak hanya berkontribusi dalam bidang feminisme, tetapi juga memiliki andil besar dalam membentuk kemajuan masyarakat, baik di bidang pendidikan, sosial, budaya, maupun ekonomi.

Hal ini ditegaskan oleh Ketua KOHATI Kaltim Kaltara, Andi Wahyuni Muzakkir, yang menekankan pentingnya peran perempuan dalam menyukseskan proyek monumental ini.

Sejarah mencatat banyak perempuan yang telah mengubah dunia dengan pengetahuan dan kecerdasannya. Tokoh-tokoh seperti Hypatia di Alexandria dan Marie Curie menjadi bukti nyata bahwa perempuan mampu memberikan sumbangsih besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

“Ketika perempuan mendapatkan akses pendidikan, mereka tidak hanya mendidik diri sendiri, tetapi juga membangun fondasi pengetahuan bagi generasi berikutnya,” jelas Andi Wahyuni Muzakkir.

Perempuan juga memainkan peran penting dalam menjaga kelangsungan budaya dan peradaban. Sebagai pengasuh, pendidik, dan pemimpin dalam komunitas, perempuan mengajarkan nilai-nilai dan tradisi kepada anak-anaknya, yang pada akhirnya memperkuat struktur sosial dan budaya di masyarakat.

“Ketika perempuan berdaya, mereka mampu memperkuat ikatan sosial dan membangun masyarakat yang lebih harmonis,” tambahnya.

Dalam sektor ekonomi, peran perempuan tak kalah penting. Banyak perempuan yang menjadi penggerak utama di berbagai sektor seperti pertanian, industri, dan kewirausahaan. 

Pemberdayaan ekonomi perempuan terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan komunitas serta mengurangi kemiskinan. Ketika perempuan diberi akses terhadap sumber daya dan kesempatan, mereka mampu menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.

Dalam konteks pembangunan Ibu Kota Nusantara, Andi Wahyuni Muzakkir mengingatkan bahwa proyek ini bukan hanya soal pemindahan fisik dan pembangunan infrastruktur besar-besaran. Lebih dari itu, ini adalah tentang pembangunan manusia yang inklusif, di mana perempuan memainkan peran kunci sebagai agen perubahan.

“Ibu Kota Nusantara harus menjadi simbol kemajuan, dan perempuan yang berdaya adalah kunci untuk mencapainya,” tegasnya.

Namun demikian, tantangan masih menghadang dalam mewujudkan peran perempuan yang optimal. Diskriminasi, akses terbatas terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, serta kekerasan berbasis gender menjadi hambatan yang harus diatasi bersama.

Menurut Andi Wahyuni, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan memberdayakan perempuan dalam berbagai aspek.

Pada akhirnya, pembangunan Ibu Kota Nusantara bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Dengan pemberdayaan perempuan, masa depan yang lebih cerah, inklusif, dan berkelanjutan bagi semua dapat tercapai.

“Mari kita sambut Ibu Kota Nusantara dengan semangat pemberdayaan perempuan, demi masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan,” tutup Andi Wahyuni Muzakkir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *